Minggu, 10 Februari 2013

Piss Me Off!

Aku ga menganggap diriku paling benar.
Tapi mungkin ke-EGOIS-an yang ada dalam diriku selalu membuatku berpikir bahwa mungkin pemikiran ku ini tidaklah salah.

Akhir akhir ini aku merasa jijik kepada seseorang, sebut saja namanya M.
aku benci setiap hal tentang dirinya, mendengar namanya saja udah membuatku ingin menutup telingaku.
Ada apa denganku? Aku kenapa?
Dia salah apa? Dia kenapa? Apa yang aneh pada dirinya?

Kalimat kalimat itu terus bermunculan di benakku.
Namun, aku selalu mengalihkan pemikiranku.  Aku tidak ingin memikirkannya.
Tapi, aku mencoba berpikir lagi.

Apa yang membuatku jadi begitu membencinya?

Disetiap aku mencoba untuk mencari penyebabnya, aku menemukan beberapa hal yang mungkin menjadi penyebab utama aku begitu membencinya.

"Munafik, Tidak sopan, Banyak omong, pamrih dan Bodoh."

Lantas, apa lagi?

Aku terus bertanya pada diriku. Aku ingin semuanya kembali benar seperti ketika aku pertama kali mengenalnya. Tapi yang ada hanyalah rasa jijik.
Melihatnya aku jijik. Mendengar suaranya aku jijik. Duduk berdekatan dengannya aku risih. Menatap matanya membuatku ingin memakinya -_-

Semua ini tercekat. tak pernah terkatakan pada siapapun. Aku benci karna baru pertama kalinya aku merasa seperti ini. selama ini aku selalu dapat melampiaskan rasa benci ku langsung pada orangnya. langsung dengan kata kata kasarku.
Tapi ini? aku terikat peraturan, aku terikat kebiasaan. aku takut akan sanksi moral.
ketika aku menunjukkan rasa jijikku, aku terang terangan.
tapi nya lagi... ketika aku mulai berdialog dengannya, atau temannya,, tidak bisa! aku tidak bisa bicara!
Mengapa? karena aku harus mengemas semua rasa benci dalam kalimat kalimat yang halus, tertata rapi dan tidak menjurus ke arah KAU MEMBUAT KU KESAL!

Aku masih mempertimbangkan betapa baik dan kelihatan tulusnya ia ketika semua nya masih terasa benar dulu. Aku mulai menganggapnya sebagai Saudaraku, mencoba mengerti dia, memperhatikannya, menasehatinya. Suatu hal yang tak pernah kulakukan pada saudara kandungku.

Ia mengatakan bahwa kami adalah saudara. Dia adalah saudaraku. Teman temanku yang lain adalah saudaraku.
Ah~ apa aku sudah bilang bahwa kami tergabung dalam satu organ kampus?
Ya,Ya,YA...!
Aku tau ini agak sedikit rasis dan anarkis. Dan bisa jadi beberapa orang menganggap in sebuah pengkhianatan dan rasa iri belaka.
Tapi aku sudah tidak bisa menahan lagi semua ini.

Saat aku menjadi penengah perang dinginnya dan R. aku selalu diberi tahu oleh R betapa hina nya dia dimata temannya. betapa munafiknya dia. dan betapa menjijikkannya ia.
tetapi aku hanya menyimpannya dalam hati. aku takut mengatakannya. aku takut aku yang menjadi pemicu perang lain di dalam organ ini. -_-

Ah~ aku memang hanya peduli pada diriku sendiri.

baru baru ini aku menyadari lagi satu hal. Sikapnya kurang sopannya terhadap perempuan lah yang awalnya membuatku jijik padanya -_-
Entah kenapa aku ingat akan perkataan R. dan itu terjadi...

Organ kami diambang kehancuran. Saat itu aku merupakan orang yang lumayan peduli terhadap organ itu. Tetapi sikapnya membuatku kesal.
sok dewasa, sok pinter ngomong, sok bisa baca psikologi orang dan sok... sok.. lainnya. -_-
menganggap semua hal bisa dipermainkan dengan uang.
menganggap semua orang bisa dipermainkan dengan uang.
dan... Ia tidak sadar, ia membeli semua perhatian orang di organ itu dengan uang.
MENJIJIKKAN!!!

Aku termasuk orang yang lumayan peduli (iya tau, kau udah ulangi tuh kalimatnya) apalagi posisi ku yang notabene masih junioran tak membuatku berpangku tangan menengadah tangan menunggu sambutan tangan senior.
Aku menyumbangkan ide ku, mengeluarkan suaraku, mengorbankan waktuku, menggunakan tenaga ku untuk ikut berusaha menjadikan organ tersebut berkembang.
Tapi APA???
Aku... terlalu dipuji. DAN AKU BENCI.
Aku... terlalu sering disuruh. DAN AKU BENCI.
Aku... terlalu sering disalahkan. DAN AKU BENCI.
Aku... terlalu sering dimarahi. DAN AKU BENCI.
Aku... terlalu tidak dianggap manusia. aku diperlakukan seolah semua itu wajar untukku. tidak ada yang menganggapku punya usaha yang keras.
Dan kenapa hanya aku yang sadar? kenapa M tidak turut memarahi yang lain. memaksa yang lain.

aku pun tahu, mengapa organ kami memiliki kader yang sedikit. Ya karena ini, BUDAYA BAWA PERASAAN berkembang di organ kami. BUDAYA SALING MENJELEKKAN sangat berkembang di organ kami. BUDAYA ANGAN ANGAN amat sangat berkembang di tempat kami. BUDAYA PACARILAH TEMANMU juga sedang berkembang ditempat kami itu.

Hufft~ aku jadi jarang dateng ke Sekretariat organ.
Males kalo harus liat muka dia
Males kalo harus denger ceramah dia.
Males kalo harus ditanyain.
Males kalo harus dianggap menjijikkan sama yang lain.
Males kalo harus natap wajah wajah serigala dan ular disana
Males kalo musti liat jejeran orang pacaran disetiap sudut ruangan.
Males kalo musti liat tempat yang berserakan.
Intinya, jadi males kesitu.

Aku dianggap menjauh, aku dianggap berubah, aku dianggap sangat perhitungan.

Aku memang menjauh, aku bukan berubah tapi inilah aku yang sebenarnya. aku tidak perhitungan tapi kalo mau menganggapku seperti itu, silahkan.

Aku sudah mulai mencoba tidak membawa membawa kebiasaan ku egois dirumah.
tetapi beberapa orang sudah mulai merusaknya.
Sepertinya aku harus mulai dari awal lagi.

Hari ini, ada bimbingan pembuatan LPJ disana. tapi aku lebih memilih bermain bersama keponakanku daripada harus dateng ke kampus.
Logika ku emang sudah memblok namanya dan selalu mengatur sikapku ke dia.
Walau dia telah merasa, aku tetap melanjutkannya.
tanpa kata kata, hanya dengan sikap.

Jujur aku risih dengan orang yang saling memacari disana. sangat menjijikkan.
Ah, sepertinya hanya akulah yang tidak punya pasangan disana. itu membuatku lebih merasa dikucilkan. merasa di ejek. dan merasa berada dilautan perzinahan. aku melihat dan mendengar isi pembicaraan dari semua orang disitu. tapi aku diam. aku takut bila aku bicara aku akan terlalu hyper dalam menyikapinya.


Ini hanyalah sebagian dari luapan emosi yang selama ini kutahan.
tidak tau harus bicara pada siapa. Karena pasti aku hanyalah seorang manusia yang egois dan sangat menjijikkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar